Tiga Alasan Mengapa Menulis itu Mengasyikkan

Menulis. Siapa sih seseorang di dunia ini yang tidak mengerti dengan kegiatan itu. Sejak dinyatakan sebagai murid di sekolah, rasanya tak ada satu hari pun yang dilewatkan tanpa menulis. Betul kan? Nah, pertanyaannya, apa kegiatan itu membuat kita bersemangat, senang, atau justru bosan dan malas karena terpaksa. Loh, kok bisa terpaksa? Bisa dong. Sebagai siswa, tugas kita memang mendengarkan, mencatata, dan mengerjakan tugas. Itu artinya, kalau tidak dilakukan kita akan mendapat hukuman.

Padahal menulis itu ternyata banyak manfaatnya loh. Tak hanya untuk diri sendiri, tapi juga orang lain. Tapi sebelum kita berbicara hal itu, saya ingin menjelaskan sedikit tentang apa sih arti menulis itu?

Menurut KBBI, salah satu arti dari menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dalam bentuk tulisan. Tulisan di sini biasanya dalam bentuk fiksi semacam cerpen, novel, cerbung, dll. Atau pun yang non fiksi seperti artikel, opini, dsb. 

Nah, dari pengertian menulis itu bisa dikatakan bahwa tulisan kita adalah gambaran atau cerminan diri kita. Kita jadi terlihat tuh sikapnya dalam memandang sesuatu, bagaimana cara pengambilan keputusan dan menyelesaikan masalahnya, bahkan bacaan atau tulisan seperti apa yang kita sukai juga akan terlihat. Jadi, bisa dibilang apa dan bagaimana kita akan dipandang orang lain, salah satu halnya dapat dilihat dari apa yang kita tulis dan akan dipertanggungjawabkan.

Eh, kok kesannya jadi berat banget ya menulis itu?

Tenang guys. Ternyata sisi lain dari menulis yang jauh lebih mengasyikkan itu banyak loh. Apa saja?

1. Kita bisa berkumpul dengan teman-teman yang memiliki visi, misi, dan kesukaan yang sama. Dari mereka kita akan banyak mendapat ilmu, pengalaman, dan semangat untuk membuat karya yang semakin bagus. Kalau kata bahasa anak sekarang sih, positive vibes, yang membawa aura, pengaruh, suasana, dan lingkungan yang positif. Karena di sini kita sedang membahas menulis, maka kita akan berkumpul dengan para penulis. 

Saat ini untuk saya pribadi, saya baru saja bergabung menjadi junior di Komunitas One Day One Post. Saya sedang menjalankan "ujian" selama 40 hari sebelum benar-benar dinyatakan sah sebagai member oleh penghulu. Eh, oleh komunitas maksudnya. Kenapa saya memilih bergabung bersama komunitas ini padahal ada banyak komunitas menulis lain di luar sana?

Alasan saya yang utama adalah saya ingin bisa rutin menghasilkan tulisan. Seperti nama komunitasnya: One Day One Post, mau tak mau saya akan "dipaksa" untuk selalu menulis setiap hari. Yes. Setiap hari. Kalau dulu untuk menulis saya hanya menyempatkan diri, yang artinya tak jelas kapan mau dan bisa menulis, tapi di sini saya harus bisa menulis setiap hari. Agak kejam sih kesannya, tapi ternyata ini hal yang mulai dirasa sangat besar manfaatnya. Pada hari kelima tugas ini, saya sudah mulai lancar menulis tanpa harus banyak drama. Semoga ini berlangsung terus, terus, dan terus. Aamiin.

Alasan lainnya, komunitas ini berisi teman-teman dari segala penjuru tempat, dengan beragam sifat, karakter, dan beragam karya yang dihasilkan. Bagi yang suka menulis di blog, ada. Bagi yang punya mimpi menghasilkan buku, ada. Bagi yang suka membuat tulisan fiksi, ada juga. Dengan beragamnya karya dan pilihan itu, kesempatan saya untuk belajar hal diluar minat saya pun terbuka. Menarik kan?

2. Menulis itu dapat menjadi sarana "curhat"  yang paling ampuh. Terutama bagi kaum introvert dan orang-orang yang tak memiliki sosok bijaksana sebagai pelipur lara. Daripada dipendam dan jadi penyakit atau jerawat kan? Lebih baik dituliskan. Siapa tahu bisa jadi karya yang fenomenal. Banyak senior penulis yang seperti ini soalnya. Maka dari itu, mulai sekarang kalau lagi sedih, senang, takut, atau galau, tulis saja deh. Dijamin, hati plong, pikiran terasah, bahkan kantong juga bisa bertambah tebal jika karya kita membahana.

3. Menulis itu membuat kita mendapat pengalaman baru yang seru. Kok bisa? Tentu saja bisa. Jika kita menulis sebuah karya, tentunya kita ingin karya yang dihasilkan tak hanya menarik tapi juga bermanfaat. Salah satu hal yang dirasa bermanfaat adalah dengan memberi informasi tentang sesuatu pada pembacanya. Bahkan di dalam novel pun yang merupakan karya fiksi, penulisnya harus membagikan info sesungguhnya dari sebuah hal. Nah, di sinilah keseruannya. Kita yang biasanya mager ke perpus, mau nggak mau jadi ke perpus untuk cari referensi buku. Kita yang selama ini hanya paham sedikit tentang dunia kedokteran, karena ingin membuat cerita yang ada hubungannya dengan kedokteran jadi rajin cari artikel atau bahkan mantengin akun medsos dokternya. Siapa tahu jodoh. *eh

Intinya, dari menulis akan terlahir banyak kesempatan bagi kita untuk semakin melihat dunia. Duh, keren banget bahasanya ya? Haha.

Lalu apa yang saya harapkan untuk masa depan saya di dunia menulis ini? Saya tak ingin muluk-muluk. Saya ingin setidaknya saya bisa menghasilkan minimal satu buku solo hasil karya saya sendiri. Kalau perlu karya itu akan menjadi best seller bahkan menjadi pembuka untuk karya-karya saya yang lain. Ini sepertinya mimpi dari semua penulis kan ya?

Yah, mungkin agak berat bagi saya dalam kondisi sekarang. Mengingat saya yang sudah tidak termasuk ke dalam usia "muda" dan sudah disibukkan dengan urusan yang memiliki tanggung jawab besar yaitu tiga anak. Apa hal yang mungkin untuk mewujudkannya? Mungkin dong. Tak ada kata terlambat untuk memulai hal yang baik. Setuju? 

Bismillah.. Semoga Allah mudahkan semuanya. Aamiin.

Untuk teman-teman yang juga sedang berjuang menjadi penulis, yuk kita semangat terus. Kita tunjukkan apa dan bagaimana diri kita dalam memandang suatu permasalahan. Kita perlihatkan bagaimana keindahan sebuah karya yang tak hanya indah dirasa tapi juga sarat akan makna.

Ituuuu *ala mario teguh

Komentar

  1. Menulis itu sesuatu * ala Syahrini 🤭
    Makasih charger semangat nya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kuy, tetap semangat!
      Jangan maju mundur cantik *ikutan ala syahrini 🤭

      Hapus

Posting Komentar