Ketika Otak ini Kembali Bersemangat Belajar

Tak terasa perjalanan saya bersama komunitas One Day One Post sudah memasuki pekan ketiga. Bagaimana rasanya berjalan sejauh ini? Amazing, guys. Banyak sekali ilmu yang sudah saya dapat, hingga akhirnya membuat saya merasa jika ilmu (dan kemampuan) yang saya miliki ternyata masih sangat sedikit. Yah, sesuai lah dengan kata pepatah yang bilang: Makin banyak belajar, makin merasa kalau kamu tak banyak tahu. Itu yang sekarang saya alami.

Dua pekan kemarin selain ditugaskan membuat tulisan setiap harinya di blog, saya juga teman-teman yang lain diminta untuk saling mengunjungi dan berkomentar di blog anggota kelompok. Masyaallah. Keren-keren sekali tulisan mereka. Jadi berasa remahan rempeyek deh. Apalah tulisan saya di blog yang mirip sama curhatan pribadi, huhu.

Padahal kalau boleh sombong sedikit, saya itu lulusan jurusan bahasa Indonesia loh. Iyes. Bahasa gaes. Tapi ternyata kok ya kemampuan menulis cerita fiksi saya rasanya B saja. Atau malah C mungkin. Lalu kemampuan saya untuk merangkai kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa juga ternyata B saja kalau boleh dinilai. Bikin malu nggak sih? Rasanya mau ambil kaca besar lalu tanya ke diri sendiri: Kemana saja ilmu yang didapat dari bangku kuliah? Kebanyakan ngurusin cucian di rumah kayaknya sampai semua menguap *eh.

Tapi saya tak mau larut dalam kesedihan itu atau terus memaklumi diri dengan mencari alasan ini itu. Nyatanya banyak kok perempuan lain yang lebih sibuk dan berat cobaannya di luar sana tapi juga tetap berprestasi. Mereka tetap bisa belajar ini itu, bahkan berbagi ilmu yang dimiliki. Saya? Tentu saja mau juga dong. 

Saya akui, perjalanan saya dalam dunia menulis ini pasti akan dilalui tertatih dan butuh banyak kerja keras. Tapi bukan berarti saya lantas berserah diri alias pasrah kan? Apalagi di dalam kelompok komunitas ini juga tak ada yang merasa paling benar atau jago. Kami saling belajar. Kami saling menginspirasi. Kami juga  saling support atas karya masing-masing. Keren kan?

Lagi pula saya percaya bahwa apa yang sedang saya lakukan ini adalah salah satu ikhtiar yang saya lakukan untuk masa depan saya kelak. Dih, berasa remaja yang baru menemukan mimpinya nggak sih? Hihihi. Tapi yang jelas, tak ada usaha yang mengkhianati hasil? Siapa tahu segala 'kesusahan' saya ini akan membuat saya bisa mencatatkan nama sebagai salah satu penulis best seller kan ya?

Selain alasan ingin menjadi penulis yang keren, alasan lain yang mendorong saya untuk semangat belajar lagi adalah karena saya ingin memakai otak saya untuk berpikir hingga tak benar-benar tumpul. Loh, memangnya selama ini nggak pernah dipakai untuk mikir? Tentu saja dipakai dong, gaes. Hanya saja otak saya belakangan ini mikirnya hanya terfokus pada cara ngajarin anak ini itu, bikin jadwal kegiatan anak, resep masakan, atau uang belanja. Urusan domestik lah istilahnya. 

Saya tahu sekali jika ilmu domestik yang berhubungan dengan peran saya sebagai istri dan ibu itu adalah ilmu yang abadi dan penting. Ilmu yang harus terus saya pelajari hingga akhir hayat. Saya pun akan terus mempelajarinya dengan semangat. Hanya saja, otak saya rasanya juga butuh semangat dan 'sensasi' lain dalam mempelajari sesuatu. Otak saya rindu belajar dalam arti yang sebenarnya yaitu membuka buku, mendengar penjelasan, mengerjakan tugas, berdiskusi, yaa pokoknya ala anak sekolah atau mahasiswa. 

Dengan bergabung di komunitas ini, ternyata keinginan itu terwujud. Saya jadi harus buka dan baca lagi tuh yang namanya Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tesaurus Bahasa Indonesia, PUEBI, dan kawan-kawannya. Saya juga belajar lagi tentang membuat judul, jenis cerita fiksi, dan lain-lainnya. Berasa banget kan 'belajar'nya?

Makanya walau repot dan sempat ingin menyerah, akhirnya saya memutuskan untuk tetap bertahan. Saya ingin membuktikan bahwa saya bukan ibu rumah tangga yang 'biasa'. Saya ingin apa yang menjadi kewajiban saya bisa berjalan beriringan dengan hak dan mimpi saya.

Bismillah. Kencangkan lagi semangatnya. Benahi lagi manajemen waktunya. Semoga apa yang saya lakukan ini mendapat ridho hingga mimpi saya dapat terwujud. Aamiin.

Yuk, bisa yuk terbitin buku sendiri! 💪💪




Komentar

Posting Komentar