Cerita di Tanggal Kelahiran


Hai..

Apa kabar teman-teman semua?


Ya Allah, rasanya lama sekali tidak aktif di sini. Kalau ini rumah sungguhan, pasti sudah dipenuhi sarang laba-laba dan semak belukar. Ihh, ngeri!


Maka dari itu, bertepatan dengan bergabungnya saya di #komunitasodop #batch9 yang kebetulan menggunakan blog sebagai media 'penugasannya', maka saya yang biasanya mager untuk nulis di blog, jadi memiliki 'alat pacu' supaya bisa aktif ngeblog lagi. 


Keren ya? Pas banget momentumnya. Saat saya mau aktif menulis lagi, eh komunitas odop baru buka pendaftaran untuk batch 9. Pakai blog pula. Berasa jodoh aja gitu, mulus jalannya. 


Yah, semoga saja saya memiliki semangat yang terus membara hingga akhir. Aamiin.


Btw, pada postingan saya yang pertama kali setelah comeback ini, saya mau bercerita tentang perayaan hari ulang tahun saya kemarin. Iyess. Umur saya semakin bertambah tua kemarin. Tapi jangan tanya berapa ya. Saya generasi #menolaktua soalnya, haha.


Tak ada bentuk perayaan yang heboh sih. Tak ada ritual bernyanyi lagu selamat ulang tahun, tiup lilin, atau potong kue. Tapi ada perayaan spesial sebagai gantinya. Beuh, bikin kepo nggak sih? 🤭


Jadi, dari beberapa hari sebelumnya saya bilang sama anak-anak kalau tanggal 31 Agustus saya ulang tahun. Sempat bercanda pada mereka kalau saya minta hadiah. Bahkan mereka sampai berkata mau membelikan sesuatu untuk saya. Karena jelas hal itu tak mungkin terjadi, saya pun tak berharap banyak. Yaiya lah punya uang darimana mereka untuk membelikan saya hadiah? 😅


Tapi ternyata sejak mereka bangun tidur, mereka tiba-tiba membawa beberapa perlengkapan alat tulis ke teras. Ketika saya tanya untuk apa, mereka jawab mau membuat hadiah untuk bunda. Ih, so sweet nggak sih?


Mereka pun saya biarkan berkreasi. Sampai akhirnya tak berapa lama mereka bergantian datang menghampiri saya yang sedang nangis bombay eh kupas bawang maksudnya. Ohya, mereka ini maksudnya Khay dan Nayy ya. Rayy mah masih polos banget. Belum ngerti soal emas berlian sebagai hadiah *eh.


Ternyata anak kedua saya, Nayy, memberikan tiga lembar origami yang sudah dia gambar untuk saya. Gambarnya bagus banget, sampai membuat saya berpikir seolah itu teka-teki milik detektif, hehe. Nggak deh. Saya tetap paham kok arti gambar Nayy yang tampak seperti gambar anak kecil pada umumnya itu.


Pertama, Nayy memberi gambar kue ulang tahun untuk saya. Karena saya tak pakai kue ulang tahun untuk merayakannya, maka dia berinisiatif untuk memberikan versi gambarnya. So sweet juga nih anak. Gambar kedua berisi lima orang berbentuk lidi (tau kan ya maksud saya?) yang berarti anggota keluarga kami. Nggak nyangka dibalik sikapnya yang sering cuek ternyata Nayy tipe orang yang sayang keluarga. Gambar ketiga, Nayy membuat gambar rumah yang maksudnya tempat tinggal kami. Masyaallah, tabarakallah Nak. Terima kasih hadiahnya.


Ini penampakan hasil karya Nayy:



Sedangkan Khay memberikan saya dua buah origami hasil kreasinya. Origami pertama, Khay menuliskan kata Bunda yang dia tulis 'BUDA'. Iya, huruf 'N'nya ketinggalan, wkwk. Tapi saya tetap mengapresiasi usahanya karena dia yang duduk di TK B ini ternyata sudah mulai paham penulisan kata tanpa saya beritahu lebih dulu. Khay menulis itu sendiri, tanpa bertanya huruf apa saja yang harus ditulis. Uh, bunda bangga deh sama Kakak. Gambar kedua Khay bertanya berapa umur saya. Ketika saya jawab, ternyata dia menuliskannya di kertas origami itu, lengkap dengan gambar hati dan tulisan Khaylila. Masyaallah, terima kasih Kakak.


Kalau ini punya Khay:



Siangnya saya minta traktiran ke pak suami. Haha, saya yang ulang tahun tapi saya yang minta ditraktir. Yah, maklum saja. Saya memang berbagi tugas dengan suami. Beliau cari uang, saya menghabiskan uang. Lah? 😂


Setelah berunding, akhirnya kami memutuskan untuk makan di sebuah restoran sunda ternama, sebut saja Ampera. Restoran ini letaknya tak jauh dari gerbang perumahan eyangnya anak-anak yang kebetulan kami sedang menginap di sana. Serius, restoran ini letaknya dekat sekali dari gerbang perumahan. Jadi, ibaratnya tinggal loncat. 


Momen ini menjadi spesial karena ini kali pertama kami membawa anak-anak keluar rumah lagi setelah berminggu-minggu kita terkena PPKM. Tentunya protokol kesehatan tetap kami jalankan selama di sana. Lalu apa yang menjadi spesial? Jawabannya karena anak-anak tampak happy banget. Serius. Sesenang itu mereka bisa keluar rumah, makan di tempat lain yang bukan rumah mereka, lari kesana kemari karena tempatnya luas. Apa sih hal yang membuat orang tua bahagia kalau bukan melihat anaknya bahagia. Iya kan?


Semoga Indonesia lekas membaik dan kita bisa keluar rumah lagi dengan nyaman ya. Aamiin.


Akhirnya perayaan itu pun berakhir. Begitu saja? Ah elah kirain ngapain. Mungkin kalian akan berkomentar seperti itu. Tapi ketahuilah, meski hanya acara makan-makan saja, saya sungguh bahagia.


Saya bahagia karena bisa berkumpul dengan mereka, lengkap, dan dalam kondisi sehat. Saya pun bahagia karena ternyata hal itu bisa membuat mereka senang. Ini lah arti bahagia yang sesungguhnya kan? 


Terakhir, saya akan menutup tulisan ini dengan sepenggal doa. 


Semoga di umur yang tersisa ini, bisa menjadikan saya anak yang berbakti, anak yang akan meringankan langkah orang tua saya menuju surga. Semoga saya bisa menjadi istri sholehah yang menenangkan dan terus mengiringi langkah suami hingga maut memisahkan. Semoga saya bisa menjadi ibu yang bijaksana dan lemah lembut, bisa menjadi contoh terbaik bagi anak-anak, dan bisa menjadi sahabat terbaik mereka hingga akhir. Semoga saya bisa menjadi perempuan yang berdaya, tak hanya untuk keluarga tapi juga masyarakat luas. Aamiin.


Salam,

Putri

Komentar

  1. Selamat ulang tahun kak...❤️❤️❤️

    BalasHapus
  2. Waah, kreatif sekali si Nayy dan Khay. Selamat ulang tahun, ya, Kak🤗

    BalasHapus

Posting Komentar