Pengalaman ke Dokter Gigi di Primera Dental Grand Wisata, Recomended!

Hai hai,

Wah tak terasa kita sudah berada di bulan Ramadhan nih. Walau telat, tapi saya tetap mau mengucapkan:

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442H

Semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan diberi pahala juga keberkahan berlipat ganda. Aamiin.

Btw, postingan saya kali ini akan memberi review (ala saya) ketika saya mengajak si kakak dan pak suami ke dokter gigi. Kok berani sih ke dokter gigi saat pandemi gini? Diberani-beraniin say, karena alasan klinis yang mengharuskan untuk berkunjung ke dokter gigi. Eaa, sok paham alasan klinis, hihihi.

Qodarullah di usia yang 5,5 tahun, gigi si kaka tiba-tiba otek untuk yang pertama kalinya. Tau otek kan ya? Goyang karena mau copot dan tumbuh gigi dewasanya. Nah, waktu kaka bilang giginya otek, saya sih selow aja. Butuh waktu juga untuk benar-benar copot kan ya. Eh, selang beberapa hari dari otek itu, tiba-tiba kaka bertanya, "Bun, ini putih-putih apaan ya?"


Nih, gigi baru kakak udah nongol sebelum gigi susunya copot.


Pas saya lihat, ya Allah! Ternyata itu gigi dewasa milik kakak yang sudah tumbuh. Padahal gigi yang otek belum copot. Karena si gigi susu belum copot, maka gigi dewasanya tumbuh di sembarang tempat. Numbuh di belakang gitu. 

Si kakak pun langsung komentar, "Kok tumbuhnya di situ sih bun? Kan harusnya bukan di situ. Nanti gigi kakak jelek donk? Terus gimana?" 

Sebagai emak, saya kudu tetap setrong dan selow donk ya supaya si kakak nggak panik. Saya bilang aja kalau giginya masih bisa tumbuh dengan benar di tempatnya. Dokter gigi itu pinter, semua bisa dibetulin. Sok bijak sih, padahal dalamhati juga ketar-ketir. Ya kali itu gigi pertama dia tumbuh berantakan. Cukup saya aja deh yang giginya nggak karuan, dia jangan, huhu.

Setelah browsing sana-sini, akhirnya kami memutuskan agar gigi susunya segera dicabut. Didiemin lama-lama kan nggak bagus tuk gigi barunya. Saya pun segera mencari pilihan dokter gigi yang nyaman dan aman untuk kakak. Biar bagaimana pun, ini adalah kesempatan perdana si kakak ke dokter gigi. Saya mau memberikan kesan nyaman dan tidak menyeramkan padanya.

Nah, awalnya saya sempat bingung mau ke dokter gigi di rumah sakit atau klinik. Setelah cari-cari info, ternyata ada klinik gigi keren yang nggak jauh dari rumah. Pikir saya, lebih aman dibanding kalau ke rumah sakit mungkin yaa.

Lalu mulai deh cari-cari di instgaram dan mbah google kontaknya. Terus booking lah jadwal untuk si kakak, sekalian pak suami juga. Dan jadilah kmi ke sana hari Minggu (11/4) kemarin jam 10 pagi. Nama kliniknya "PRIMERA DENTAL", lokasinya ada di ruko sebelah warung upnormal, seberang pizza hut grand wisata Bekasi. Kelihatan kok dari bunderan, pasti gampang nyarinya.

Sampai di sana, kesan pertama saya weeeww keren juga kliniknya. Modern dan Instagramable. Apalagi kliniknya menyatu dengan kedai gelato di lantai bawah. Enak kan?


Selfie tetep lah yaa :)


Kedai gelato yang enyaaak 🤤


Begitu masuk, langsung ke meja resepsionis untuk daftar ulang. Karena pasien baru, kami diminta mengisi lembaran data pasien. Ohya, sebelumnya kami juga mengikuti protokol kesehatan berupa pengecekan suhu tubuh. Setelah itu kami menunggu giliran untuk dipanggil. Meski pagi itu kami hanya satu-satunya pasien, tapi kami harus menunggu beberapa menit karena dokternya harus bersiap dahulu. Iyes, pakai APD dan semprot ini itu sis.

Ketika akhirnya tiba, kami disemprot disinfektan bajunya dan diminta mengganti sandal klinik yang sudah disiapkan. Ohya, bagi pasien dewasa akan diberi baju APD juga loh.

APD tuk pak suami.


Semua yang naik ke ruang dokter di lantai 2, pakai sendal khusus.


Setelah itu, kami pun naik dan bertemu dengan dokter perempuan bernama dokter Intan. Kakak pun menjalani tanya jawab sebentar dan segera dilakukan tindakan cabut giginya. Dokternya ini ramah banget loh, bikin kakak nggak takut. Dia selalu tanya kakak sakit nggak? Terus sebelum diapa-apain juga dijelasin kalau kakak mau diginiin, nanti rasanya begini. Jadi, kakak ada persiapan dan nggak kaget istilahnya. 

Ohya, selama proses juga kakak disetelin film little pony di tv yang ada di atas dia. Jadi, fokus kakak bisa ke tv deh, nggak heboh ngerasain sakit. Lah, emangnya sakit? Kata si kakak sih sakit pas dibiusnya sebelum cabut gigi. Namanya pakai suntikan kan ya, jadi berasa digigit semut. But it's oke. Kakak masih bisa tahan dan selow.

Kakak anteng sambil nonton kartun.


Pak suami sedang dilihat giginya.


Setelah kakak selesai, lanjutlah pak suami yang diperiksa. Pak suami ada keluhan di gigi belakang kanan, atas bawah. Dan beberapa minggu ini rahang di bawah telinga pak suami ada benjolan gitu, mungkin pengaruh gigi. Makanya saran dokternya harus dicabut deh 2 gigi belakangnya itu. Tapi dokter Intan nyaranin cabut dengan dokter lain yaitu dokter Richard yang juga praktik di klinik itu pada hari lain. Kami akhirnya setuju dan membuat janji untuk hari Selasanya dengan dokter Richard.

Ohya, setelah cabut gigi ini si kakak dapat free gelato loh dari kedai di lantai bawah. Kakak pilih sendiri yang rasa oreo. Beuh, habis linu-linu cabut gigi terus makan es gelato, pasti rasanya enak kan ya? Kakak happy deh.


Total biaya hari pertama ke sana itu sekitar:

1. Cabut gigi kakak: 300rb.

2. Konsultasi gigi ayah: 105rb.

Jadi, habisnya sekitar 400rb-an. Lumayan murah sih. Itu udah termasuk biaya dokter loh si kakak.

Nah, pas kunjungan kedua di hari Selasa itu yang bikin kaget, haha. Emang kesehatan itu mahal yess. Agak nyesel sih karena dulu dari kecil males gosok gigi. Jadinya gigi tumbuh ga terawat, ga sehat, dan pas harus dicabut jadi ngabisin biaya banyak. Eh tapi hasil dari browsing sana-sini, kalau cabut gigi belakang itu emang mahal sih. Selain faktor letaknya yang diujung dan sulit dicapai kaya hati kamu (eaaa), juga karena prosesnya yang bisa dibilang rumit. Ini jatohnya pembedahan kecil, karena gusi kita akan dibuka lalu dijahit. Iyess, dijahit loh. Paksu baru cabut 2 gigi atas dan semuanya harus dijahit. Rasanya? Mantep sakitnya. Sampai gak puasa sehari sesudah cabut, huhu. 

Next pertemuan Insya Allah minggu depan lagi tuk cabut benang jahitnya dan cabut gigi belakang yang bawah. Rasanya lebih mantep katanya. Biaya juga lebih mantep, huhu. Tapi yaa nggak apa-apa lah ya. Demi kesehatan, kenyamanan, dan kebaikan, bayar harga mahal juga ridho. Kuncinya, tetap jaga kesehatan gaes. Jangan sampai sakit. Jangan nunggu sakit. Sakit itu mahal. Setuju?

Komentar

  1. Waah, kok aku baru ngeh yaa ada dental ini, padahal sering ke kaleyo, berarti ruko deretan sebrang kaleyo kaann???

    Makasih rekomendasinya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak. Samping warung upnormal. Dia posisinya di lantai 2 toko waffle kekinian :)

      Hapus
  2. Iya kalau cabut geraham bungsu itu mayan kak, di tempatku bisa sampe 2 jeti plus haha... Mayan lah buat idup sebulan wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Agak syok pas bayar, haha. Tapi yaa seimbang sama prosesnya yang sulit sih yaa.

      Hapus

Posting Komentar