Lelah? Menepi dan Bangkitlah!


Pernah nggak sih merasa kok cobaan di dalam hidup kita ini seolah nggak ada habisnya? Baru selesai cobaan yang ini, eh datang lagi cobaan yang berikutnya. Sebagai manusia biasa yang suka baper, pastinya sering lah yaa? Atau paling tidak pernah merasakan. Saya pun begitu.

Belakangan ini saya sedang merasa, kok Allah lagi suka banget ya kasih saya ujian? Nggak berhenti. Dari A sampai Z. Allah mau saya gimana? Lebih kuat? Lebih sabar? Lebih ikhlas? Allah mau naikin level hidup saya? Iya?

Kalau boleh curhat sedikit, semenjak pak suami dinyatakan positif covid akhir desember kemarin, beragam cobaan seolah jadi doyan mampir ke kehidupan saya. Mulai dari pak suami yang terpaksa "dirumahkan" karena kantornya tutup, penghematan besar-besaran di rumah sampai pak suami bisa dapat pekerjaan kembali, dan belum lama ini pak suami terkena penyakit yang membuat kami harus bolak-balik ke rumah sakit. Sakit yang lumayan menguras tenaga, kesabaran, dan biaya juga.

Rasanya kemarin itu pengen nangis banget. Sedih karena merasa: apalagi sih ini ya Allah? Kok ada lagi?

Yaa namanya manusia biasa. Sekuat-kuatnya saya, bisa ambruk juga. Hidup tanpa ART atau mendelegasikan tugas beberes pada pihak ketiga saja sudah membuat fisik saya kelelahan. Lah, ini kok ditambah harus bolak-balik ke rumah sakit seharian? 

Belum lagi saya yang baru mulai dagang dan harus memfokuskan diri di sana. Ealaah, jadi kebagi-bagi kan pikirannya. 

Terus ada anak-anak juga yang harus selalu diurus setiap hari. Hal yang sama, berulang setiap hari, bisa dibayangkan jenuhnya kaya apa? Jiwa saya sering bergejolak karena hal ini. 

Tapi, alhamdulillah ternyata Allah masih kasih kesempatan berpikir jernih untuk saya. Allah masih menyelipkan rasa syukur di hati saya.

Di luar sana, banyak loh yang suaminya juga nggak kerja. Mereka nggak punya tabungan. Susah melanjutkan hidupnya. Sedangkan kami? Alhamdulillah masih punya tabungan untuk bertahan hidup. Yaa walau terus terkuras, tapi setidaknya kami tetap aman membayar semua kewajiban tanpa harus pusing cari pinjeman kemana. Alhamdulillah juga punya orang tua yang sering ngebantu. Bawain makanan, ngajak anak-anak jajan dan jalan-jalan. Intinya mereka tetap ada untuk kami.

Di luar sana, juga banyak orang yang sakitnya lebih serius. Jelas ngabisin banyak biaya, jelas harus berpisah tempat karena harus menjalani perawatan, atau bahkan jelas harus merasa kehilangan karena sakit yang parah. Sedangkan kami? Kami masih disatukan di rumah dalam keadaan yang lain sehat sentosa. Kami hanya kehilangan biaya tak seberapa dibanding kesehatan yang jadi hal utama.

Karena itu, kok malu ya rasanya kalau mau ngeluh? Mau nangis?

Apa yang sudah saya miliki sampai saat ini jauh lebih banyak yang membuat saya bahagia dibanding sedihnya. Apa yang sudah terjadi dalam hidup saya selama ini, lebih banyak memberi kebaikan dibanding keburukan. 

Karena itu, sudah selayaknya saya bersyukur kan? Sudah selayaknya saya tetap tersenyum dan tetap semangat menjalani semua cobaan ini?

Selagi kami semua tetap berjalan di jalan yang sama, tetap dalam satu hati, tetap percaya bahwa nanti pasti ada saatnya semua cobaan ini diganti dengan kebaikan, kami pasti bisa melewati ini semua dengan mudah.

Allah bertindak sesuai prasangka hambaNya kan? So, saya hanya harus terus percaya bahwa Allah akan mendengar doa saya, akan membantu saya, dan akan memberi yang terbaik untuk saya. Aamiin.

Jadi, bagi teman-teman yang juga sedang diterpa masalah atau ujian, atau teman-teman yang sedang merasa lelah berjuang menjalani kehidupan, yuk kita bercermin. Kita melihat betapa banyaknya hal baik yang bisa kita syukuri. Karena itu akan menjadi semangat kita dalam menjalani semua rintangan dan cobaan.

Jangan menyerah!

Jangan pernah lelah!

Komentar