Keluar dari Hutan Kupu-Kupu :(


Assalammualaikum, 

Apa kabare gaes? Sehat-sehat to?

Alhamdulillah saya dan keluarga besar (iya besar, karena kami berlima. Haha) dalam keadaan sehat meski tidak dalam kondisi prima. Eaa, berasa endorse air mineral 😅

Nah, kali ini saya mau kasih kabar yang cukup menggegerkan jagad raya bahwa akhirnya saya memutuskan untuk berhenti menjelajah hutan kupu-kupu di tahapan bunda cekatan, Institut Ibu Profesional. Bahasa kerennya saya memutuskan untuk cuti / keluar / berhenti sejenak. Waaah, kenapa?

Karena eh karena, saya harus fokus dulu ke rumah. Ya beberes, ya urus anak dan suami, dan sekarang urus dagangan kecil-kecilan yaitu buka usaha frozen food. Lumayan tuk jajan anak-anak lah hasilnya. Lumayan juga bisa jadi stok camilan di rumah. Yak, kapan untungnya kalau dimakanin sendiri terus?! 😅

Ngomongin soal usaha frozen food ini, sebenarnya usaha ini dulu sempat jalan juga, tapi berhenti karena anak ketiga masih bayi dan saya kerepotan kalau harus disambi jualan. Nah, karena sekarang anak bayi sudah lebih besar, dan daripada freezer nganggur, mending dijadiin duit kan ya? So, saya mulai lagi deh usaha frozen foodnya. Bersambung istilahnya. Kaya sinetron *eh.

Terus soal keluar dari kelas bunda cekatan alias hutan kupu-kupu, sejujurnya saya sedih banget loh. Gimana nggak sedih, pelajaran di kelas lagi seru banget. Kumpul sama perempuan hebat yang nggak pelit kasih ilmu, dikasih kesempatan tuk banyak baca lagi, ehh ternyata saya masih tidak bisa mengejar ritme pengerjaan tugasnya. Iyes. Tugasnya setiap minggu dengan proses melihat video, mengamati tugas mahasiswa lain, yaa intinya harus standby terus nih mantengin hape. 

Nah, disitulah kendalanya. Saya nggak bisa memperhatikan ilmu-ilmu yang bertebaran untuk bahan tugas. Pekerjaan rumah tangga yang semua harus dikerjaan sendiri (tanpa bantuan ART atau pihak ketiga) membuat saya tak banyak bisa mantengin hape, mikir tuk tugasnya, termasuk upload. Lelah hayati. Berasa diuber-uber cowok ganteng eh hantu maksudnya.

Makanya akhirnya daripada saya stress, pak suami akhirnya menyarankan saya untuk stop aja. Ngapain belajar kalau kamu nggak happy? Gitu katanya. Iya juga sih, karena merasa ngos-ngosan soal tugasnya, akhirnya saya memutuskan berhenti. 

Sayang sih sebenarnya. Hal bagus banget bisa gabung di sana. Tapi bukan berarti saya lantas tidak bisa mendapatkan hal bagus juga kan di luar? Siapa tahu, dengan melepaskan hal ini sekarang, kelak akan datang hal bagus lainnya. Rezeki misalnya. 

Ssstt, soal rezeki ini salah satu hal utama yang membuat saya berhenti juga. Saya mau mencari remahan berlian untuk membantu roda rumah tangga kami tetap berjalan *eaaa.

Jadi, di sinilah sekarang saya berada. Belajar di luar kelas Institut Ibu Profesional. Belajar membersamai anak-anak lagi, belajar dagang lagi, belajar lebih sabar dan ikhlas lagi, intinya tetap belajar dan semangat menjalani hidup dengan lebih baik meski sekarang dalam keterbatasan. Doakan semoga saya tetap bisa bersinar meski hanya belajar #dirumahaja ya! 😊


Komentar