Jurnal Minggu Kedua Kelas Ulat-Ulat

Hai hai, welcome to my blog!

Untuk yang pertama kalinya, saya mengerjakan tugas kuliah #bundacekatan #institutibuprofesional di sini. Rasanya gimana? Happy karena bisa menulis panjang kali lebar tanpa batasan. Tapi grogi juga karena belum terbiasa. Yah, intinya semoga hasilnya memuaskan semuanya. Aamiin.

Btw, tugas jurnal minggu kedua ini diselesaikan setelah saya mengirimkan potluck alias camilan yang siap disantap oleh ulat-ulat lain. Saya kemarin membuat potluck dengan menu Keluarga dan Parenting yang membahas tentang:  "Membuat Permainan Edukatif dengan Picsart".



Kenapa saya pilih itu? Pertama, karena saya memfokuskan diri untuk menyantap ilmu tentang parenting, bermain dengan anak, metode belajar anak, permainan edukatif untuk anak, pokoknya semacam itu lah. Kedua, karena saya juga suka utak-atik desain ini itu (meski masih tahap amatir sih, huhu). Ketiga, karena saya nggak tau mesti sharing apa. Berasa silau lihat camilan ulat lain yang weeew banget.

Akhirnya dengan diawali bismillah, saya mempersiapkan semuanya untuk potluck ini. Mulai dari menyusun kata-kata, rekam suara, edit video, hingga akhirnya saya mempunyai video yang berdurasi 2 menit lebih itu. Video itu saya posting di instagram. Silakan dicek:


Semoga bisa memberi inspirasi atau bisa menjadi camilan yang renyah ya gaes 😊.

Nah, tugas selanjutnya saya harus menceritakan makanan dan potluck yang saya dapat selama satu minggu ini. Saya memilih satu potluck yang beririsan dengan minat saya yaitu milik mbak Lina MDZ dari IP Jember Raya yang berbagi tentang "Komunikasi Produktif untuk Memahami Perasaan Negatif Anak Usia di bawah Tahun".

Berikut linknya:

Di sana, beliau menceritakan tentang beberapa langkah dalam berkomunikasi dengan anak di bawah usia 7 tahun, jika anak sedang merasakan emosi negatifnya seperti marah, sedih, kesal, dll. Saya memilih memakan potluck ini karena merasa tersentil bahwa saya belakangan ini sering abai atas hal ini. 

Apa sih langkah-langkah untuk membantu anak memahami perasaannya? Berikut penjelasannya:
1. Pastikan kita mendengarkan dengan perhatian penuh.
2. Berikan respon dengan kata-kata pendek.
3. Sebutkan nama perasaan itu.
4. Berikan keinginannya dalam bentuk khayalan.

Nah, belakangan ini jika anak sedang merengek karena sesuatu atau terjadi apa-apa, respon saya terkadang cukup mengesalkan juga. Saya malah mudah menyalahkan, menuntut, intinya saya kehilangan ilmu dan kemampuan untuk melakukan komunikasi produktif pada anak. 

Maka dari itu, dengan memakan potluck ini saya berharap akan ada perubahan nyata selama saya menemani anak-anak di rumah. Doakan ya gaes. Terkadang niat tak semudah kenyataan soalnya, haha 😅.

Camilan kedua yang saya makan adalah sharing dari mbak Riefki Amalia tentang salah satu ilmu komunikasi produktif juga, lebih tepatnya tentang "Mendisiplinkan Anak Usia 2-12 tahun dengan metode 123 Magic".

Apa sih itu?
Jadi, mbak Riefki berbagi tentang salah satu metode yang dapat dilakukan orang tua jika sedang berhadapan dengan anak yang berlaku kurang baik, nyebelin, pokoknya bikin capek hati. Daripada sibuk ngomel dan berteriak yang bikin lapar, mbak Riefki merekomendasikan kita untuk mencoba metode 123 magic ini.

Metode 123 magic adalah metode menghitung di saat anak2 sudah mulai berperilaku buruk. Jadi, dengan tanpa bicara, tanpa emosi, lemah lembut, kita akan memberi waktu pada anak untuk menetralkan emosinya dengan berhitung. Bentuknya bisa dengan mengucapkan "satu, dua, tiga" atau hanya menunjuk dengan jari.

Respon anak terhadap penggunaan metode ini secara umum akan ada dua, yaitu:
1. Kooperatif. Anak awalnya mungkin bingung kenapa bunda malah menghitung. Tapi akhirnya anak bisa berpikir kenapa bunda menghitung, apa dia melakukan kesalahan?
2. Pemberontak. Semakin dihitung, malah semakin meningkat perilaku buruknya.
Semua respon ini akan membaik jika sudah sering dilakukan.

Cara menggunakan metode ini:
1. Saat anak bertingkah buruk, kita harus diam. Tanpa bicara. Tanpa emosi. Lalu berkata, "Kakak, satu!" dengan intonasi yang lembut. Di sini anak akan berpikir, ada apa? Kenapa bunda menghitung?
2. Beri jeda 5 detik. Pada kesempatan ini anak akan menahan perilakunya. Jika bisa langsung bersikap baik, hitungan dihentikan. Jika masih bersikap buruk, masuk hitungan kedua.
3. Masuk hitungan kedua. Bunda bisa berkata, "Kakak, dua!" Atau hanya gerakan tangan saja.
4. Beri jeda 5 detik lagi. Jika anak masih belum baik, lanjut hitungan ketiga.
5. Di hitungan ketiga ini merupakan time out. Time out dilakukan sesuai usia anak. Jika 1 tahun, maka 1 menit, dan seterusnya. Time out ini berupa mendudukkan anak di sebuah ruangan selama beberapa menit sesuai usianya, dilakukan tanpa emosi dan tanpa bicara oleh bundanya. Time out ini berfungsi untuk menetralisir emosi negatif anak dan orang tua.
6. Setelah waktu time out habis, bunda mendatangi anak dan jelaskan kenapa dia diberi time out. Jelaskan dengan bahasa yang singkat dan jelas.
7. Setelah itu beri anak pelukan. 

Masyaallah, keren ya metodenya? Bisa dicoba untuk anak di rumah. Karena marah setiap anak berbuat kurang baik atau ngeyel itu ternyata capek loh. Daripada buang energi, lebih baik mencoba metode ini. 

Walau mungkin awalnya susah dan aneh, tapi bukan berarti nggak bisa kan? Demi anak mah, ibu pasti mau belajar yang terbaik. Betul?

Well, itu dua kudapan lezat yang saya santap pekan ini. Pastinya semua itu dapat menambah ilmu dan pemahaman bagi saya. 

Ohya, selain dua kudapan itu sebenarnya masih banyak kudapan lain yang juga lezat dan menggoda untuk disantap. Tapi jika mengingat kalau saya bisa "gumoh" karena kekenyangan, akhirnya saya memilih untuk kembali ke jalan yang benar *eeaaa. Saya pilih kembali apa yang sesuai dengan saya.

Terima kasih atas sharingnya ya teman-teman ulat cantik. Keren banget!

Salam,
Putri


#tahapulat #hutankupucekatan #institutibuprofesional #guathejunggleofknowledge

Komentar